Kamis, 20 November 2008

RUPIAH TURUN

Jumat, 21/11/2008 08:15 WIB
Bank Mandiri Siap Akuisisi Perusahaan Asuransi
Angga Aliya ZRF - detikFinance



(Foto: Angga-detikFinance)
Padalarang - PT Bank Mandiri Tbk berencana mengakuisisi sebuah perusahaan asuransi umum dalam negeri. Saat ini rencana akuisisi tersebut sedang dalam proses uji tuntas (due diligence).

Hal tersebut diungkapkan oleh Executive Vice Presiden Coordinator MCO Bank Mandiri Haryanto T Budiman di sela-sela Press Gathering "Perbankan Dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global" di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung, Kamis (20/11/2008).

"Kita sedang due diligence, mungkin akhir tahun atau awal tahun depan sudah bisa selesai," katanya.

Menurutnya, akuisisi tersebut dilakukan karena diperkirakan akan adanya sinergi yang baik dari perusahaan tersebut kepada Bank Mandiri, terutama untuk pemberian proteksi asuransi bagi nasabahnya.

Sementara itu, terkait dengan akuisisi perbankan, ia mengatakan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi kembali.

"Akuisisi dilakukan bila memenuhi syarat, salah satunya bisa memberikan nilai tambah bagi Mandiri atau adanya sinergi bagi bisnisnyai," imbuhnya.

Namun ia menegaskan, Mandiri tidak akan mengakuisisi bank yang bermasalah. "Mengapa kita akuisisi bank bermasalah, tidak memberi nilai tambah malah membebani," tandasnya.

Saat ini, Bank Mandiri mempunyai lima anak perusahaan yaitu Bank Syariah Mandiri, AXA Life Mandiri, Mandiri Securitas serta dua perusahaan yang belum lama ini diakuisisinya yaitu Bank Sinar Harapan Bali dan perusahaan pembiayaan kredit kendaraan bermotor Tunas Finance.(ang/ir)

Jumat, 21/11/2008 08:03 WIB
Rupiah Pagi Turun ke 12.200/US$
Irna Gustia - detikFinance



(Foto: dok detikFinance)
Jakarta - Rupiah kian jatuh ke dalam teritori negatif seiring memburuknya pasar finansial global yang ditandai dengan anjloknya Wall Street. Rupiah makin berdaya menghadapi tekanan dolar AS.

Pada perdagangan valas pukul 07.45 WIB, Jumat (21/11/2008) data CNBC menunjukkan rupiah pagi ini telah melemah 250 poin ke posisi 12.200 per dolar AS.

Posisi rupiah pagi ini melemah signifikan jika dibandingkan Kamis kemarin (20/11/2008) yang masih di level 11.945 per dolar AS.

Terus munculnya kabar buruk dari kelanjutan krisis global membuat pelaku pasar memilih menahan dolarnya yang berakibat pada minimnya transaksi valas di pasar uang.

Makin banyaknya pabrik tutup memberikan indikasi ekonomi Indonesia rentan terhadap krisis. Akibatnya dolar AS dianggap sebagai mata uang yang aman di saat krisis seperti saat ini terlebih pemerintah AS juga sedang giat mencari pendanaan untuk pemulihan ekonominya.

Sementara mata uang dolar AS pada penutupan perdagangan valas Kamis waktu AS (20/11/2008) lagi-lagi mengambil kesempatan atas pelemahan hampir semua mata uang global.

Euro ditutup turun ke posisi 1,2458 dolar As dibanding hari sebelumnya 1,2508 dolar AS. Sedangkan terhadap mata uang Jepang, dolar AS melemah ke 93,82 yen dari hari sebelumnya 95,77 yen.

Pemerintah Indonesia mengatakan telah mengalami rugi kurs untuk pembayaran utang luar negerinya karena melemahnya rupiah. Meski jumlah utang dalam valas tetap, namun rupiah yang diperlukan untuk pembelian dolar AS kian mahal.

(ir/ir)

Jumat, 21/11/2008 07:35 WIB
IHSG dalam Zona Buruk
Irna Gustia - detikFinance



(Foto: Indro-detikFinance)
Jakarta - Anjloknya Wall Street yang dilanda kepanikan massal karena kekhawatiran dampak resesi ekonomi menjadi pertanda buruk untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG masih akan berada di zona buruk dalam perdagangan saham akhir pekan Jumat (21/11/2008) karena dominannya faktor eksternal. Tidak ada satu pun kabar segar baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang bisa mengangkat IHSG.

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS makin menambah panjang sentimen negatif di pasar. Investor memilih wait and see hingga ada peluang untuk masuk dalam kondisi yang aman.

Transaksi saham diprediksi masih akan tipis karena pelaku pasar takut masuk ke lantai bursa dengan kondisi pasar saham global yang sedang morat marit.

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu AS (20/11/2008), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot hingga 444,99 poin (5,56%) ke level 7.552,29.

Indeks Standard & Poor's 500 anjlok hinga 54,14 poin (6,71%) ke level 752,44, Nasdaq anjlok hingga 70,30 poin (5,07%) ke level 1.316,12.

Indeks S&P kini berada di level terendah sejak 13 tahun terakhir. S&P tercatat sudah anjlok hingga 52% sejak menembus rekor tertingginya pada Oktober 2007. Namun rekor penurunan tertinggi masih terjadi pada kurun waktu 1930-1932 saat S&P anjlok hingga 33%.

Ambruknya Wall Street telah membuat bursa saham utama Asia Jumat pagi ini ikut merosot. Indeks Nikkei Jepang turun 1,33% atau 102,69 poin menjadi 7.600,35 dan KOSPI turun 2% atau 18,95 poin menjadi 929,74.

Sementara pada penutupan perdagangan saham Kamis kemarin (20/11/2008) IHSG turun 25,387 poin (2,15%) menjadi 1.154,970

Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas.

Optima securities

Indeks ditutup melemah 25 poin menjadi 1.154 mengikuti bursa Asia seperti Hang Seng -4% dan Nikkei -6,8%. Depresiasi rupiah yang sempat menembus level Rp 12.440 menjadi sentimen negatif ke pasar ditandai dengan tipisnya transaksi yang hanya mencapai Rp 1 triliun.

Investor menunggu level bottom yang pernah terjadi di posisi 1.089 untuk mulai akumulasi saham. Tekanan jual masih cukup kuat sehingga potensi pelemahan masih mungkin terjadi karena dari indikator Fast Stochastic belum membentuk pola golden cross demikian juga untuk Williams% masih dalam area oversold. Indeks diproyeksikan bergerak diposisi 1.111-1.180 dengan pilihan saham: INTP, ISAT, UNVR, TLKM, dan ASII.

Panin Sekuritas

Bursa saham Asia, termasuk IHSG, kemarin turun signifikan menyusul anjloknya Wall Street. Seperti diberitakan, pasar di AS masih menunggu kepastian bailout terhadap 3 perusahaan otomotif terbesar di negara tersebut. Jika dibiarkan collapse, dipastikan secara langsung akan mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Sementara di dalam negeri, pergerakan rupiah masih sangat fluktuatif. Hal tersebut memberikan sinyal negatif pagi investor.

Meski saat ini indeks sudah memasuki area oversold, akan tetapi investor terlihat masih ragu untuk masuk. Terlihat transaksi dalam beberapa hari terakhir hanya berkisar Rp 1 T. Sementara hari ini, kami perkirakan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Dapat diperhatikan peluang untuk trading harian pada saham telekomunikasi, consumer goods. Sementara saham pertambangan kami perkirakan masih akan tertekan seiring dengan harga komoditas yang berada dalam downtrend. Kisaran support-resistance 1.106-1.170.

eTrading Securities


Kemarin bursa Indonesia kembali menyerap sentimen negatif dari bursa Global dan ditutup melemah signifikan. Indeks berhasil menembus support kuat di level 1187 dan tertahan di support berikutnya di level 1150. IHSG melemah 2,1% ke level 1.154,9 dengan total transaksi hanya sekitar Rp1,03 triliun, terendah sejak Juli 2006. Hampir semua market mover mengalami penurunan terutama sektor mining dan banking yang selama pekan ini terus tertekan.

Bursa AS sendiri kembali terkoreksi signifikan semalam setelah Kongres menolak rencana bailout bagi 3 raksasa otomotif US sebelum mereka menyerahkan rencana penggunaan dana tersebut untuk restrukturisasi. Hal ini menjadi sentimen yang sangat negatif bagi bursa US seiring kekhawatiran berhentinya roda sektor riil US jika ketiga perusahaan ini kolaps, ditambah dengan tingkat pengangguran yang telah mencapai rekor terburuk sejak 16 tahun terakhir. Indeks Dow kembali mencetak rekor terendah dalam 6 tahun terakhir dan melemah -5,5%, Nasdaq -5,1%, dan S&P500 -6,7%. Saham-saham sektor energy juga tertekan seiring penurunan harga minyak dunia yang telah mencapai US$49,6/barrel, terendah sejak Mei 2005. Bursa Regional melemah signifikan, Nikkei -3%, KOSPI -1,5% & STI -2,3%.

Bursa Indonesia kembali dipastikan akan turut melemah seiring buruknya sentimen dari bursa Global. Kecilnya trading value juga diperkirakan akan memperdalam penurunan indeks seiring tidak adanya bargain buying dari investor. Indeks diperkirakan akan kembali menembus level 1150 dan bergerak menuju support terendah tahun ini di 1089. Sektor consumer, Telco dan cement akan menjadi tempat berlindung paling baik dalam kondisi sekarang.
(ir/ir)

Jumat, 21/11/2008 07:12 WIB
Penyaluran KPR akan Melambat
Angga Aliya ZRF - detikFinance



Foto: Irna/detikcom
Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk memperkirakan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di awal tahun 2009 akan mengalami perlambatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Financial Officer Bank Mandiri, Pahala Mansyury
di sela-sela Press Gathering "Perbankan Dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global" di
Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung, Kamis (20/11/2008).

"Memang akan ada perlambatan pada kuartal kedua 2009 karena KPR merupakan produk konsumer yang sensitif," jelasnya. Namun sayangnya, Ia tidak merinci hingga seberapa besar perlambatan tersebut.

Ia juga mengatakan, Mandiri akan tetap menyalurkan KPR-nya seperti biasa walaupun diperkirakan akan melambat. "Kondisi likuiditas kita masih sangat baik jadi KPR akan
terus kita salurkan," imbuhnya.

Hal tersebut menampik pernyataan dari Ketua Kadin MS. Hidayat yang mengatakan perbankan akan menghentikan sementara penyaluran KPR.

Ia menambahkan, pertumbuhan KPR Bank Mandiri hingga akhir September telah mencapai Rp 11 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 70 persen.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan KPR tahun lalu pada periode yang sama. Produk KPR yang ditawarkan Mandiri selain rumah tinggal termasuk juga multiguna.(ang/qom)

Jumat, 21/11/2008 07:04 WIB
Ekonomi RI akan Melambat, Hanya Tumbuh 4,84% di 2009
Angga Aliya ZRF - detikFinance



Aktivitas Ekonomi (Foto: dok detikcom)
Bandung - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 diperkirakan akan melambat menjadi sekitar 4,84 persen dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2008 yang diperkirakan hingga 6,1 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara di sela-sela acara Pers Gathering di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung, Kamis (20/11/2008) malam.

"Tahun 2009 merupakan tahun berat, dimana kondisi perekonomian global masih terus turun akibat dari perusahaan-perusahaan yang masih berjatuhan dan melakukan rekapitalisasi," ujarnya.

Namun, ia memperkirakan pada semester II-2008 pertumbuhan ekonomi bisa membaik. Ia mengatakan, perkiraan dasar pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 4,84 persen dengan perkiraan optimis mencapai 5,3 persen.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut terjadi akibat kredit perbankan yang hanya tumbuh 15 persen. Sementara ekspor justru tidak tumbuh dan malah negatif 3,06 persen. Sama halnya dengan impor yang diperkirakan negatif 5,22 persen.

"Lemahnya nilai tukar rupiah yang masih akan berlangsung sehingga membuat impor melambat," imbuhnya.

Ia mengatakan, ekspor masih akan stagnan karena adanya perlambatan ekonomi dunia, dimana semua negara mengalami penurunan permintaan. "Belum lagi kemungkinan proteksi masing-masing negara," jelasnya.

Menurutnya, pada 2009 diperkirakan defisit neraca transaksi berjalan mencapai US$ 1.153 juta dolar meningkat dibandingkan 2008 yang diperkirakan US$ 312 juta dolar AS. Defisit tersebut diperkirakan mencapai 0,2 persen dari PDB yang diperkirakan mencapai Rp 5.310 triliun.

"Untuk itu pemerintah perlu berhati-hati agar defisit di neraca transaksi berjalan tidak tinggi, sebab ini akan menjadi tekanan dalam ekonomi," katanya.

Ia menambahkan, semakin besarnya defisit neraca transaksi berjalan akan mendorong pelemahan rupiah, karena itu pemerintah harus bisa menyediakan dolar guna membiayai defisit.

Selain itu, hal ini juga berpengaruh terhadap persepsi pasar mengenai sejauh mana otoritas mengambil kebijakan. "Apakah mereka prudent atau enggak. Kalau defisit semakin besar akan membuat persepsi pasar negatif, sebab dinilai kurang berhati-hati," tandasnya.(ang/qom)


Tidak ada komentar: